Thursday, March 31, 2011

Pengkodean Data, Sinyal Aanalog dan Digital

1. Pengkodean Data

Penggambaran dari satu set sandi menjadi set sandi yang lain.Terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu kumpulan dengan sesuatu yang lain. Seperti urutan bilangan natural, octet atau denyut elektrik. Untuk memfasilitasi penyimpanan teks pada komputer dan transmisi teks melalui jaringan telekomunikasi. Contoh umum adalah sandi morse, yang menyandikan huruf alphabet, serta ASCII, yang menyadikan huruf, numeral dan simbol-simbol lain.

Dalam sistem komunikasi digital, pesan yang dikeluarkan oleh sumber umumnya dikompresikan menjadi bentuk lain yang lebih efisien. Proses tersebut dilakukan dalam source encoder, dimana informasi dari sumber dikonversikan menjadi deretan digit biner yang efisien dengan jumlah digit biner yang digunakan dibuat seminimal mungkin.

a. Teknik Pengkodean Data dan Modulasi

clip_image002

b.Sandi Pengkodean yang sering digunakan

           b.1 ASCII (American Standard Code for Information Interchange)

a. Standar ini paling banyak digunakan

b. Merupakan sandi 7 bit

c. Terdapat 128 macam symbol yang dapat diberi sandi ini

d. Untuk transmisi asinkron terdiri dari 10 atau 11 bit, yaitu: 1 bit    awal, 7 bit data, 1 bit paritas, 1 atau 2 bit akhir

b.2 Sandi Baudot Code (CCITT alphabet No.2 / Telex Code)

a. Terdiri dari 5 bit

b. Terdapat 32 macam symbol

c. Digunakan dua sandi khusus sehingga semua abjad dan angka    dapat diberi  sandi yaitu:  1. LETTERS (11111)

2. FIGURES (11011)

d. Tiap karakter terdiri dari: 1 bit awal, 5 bit data dan 1 bit akhir

b.3 Sandi 4 atau 8

a. Sandi dari IBM dengan kombinasi yang diperbolehkan adalah 4 buah “1” dan 4 buah “0”

b. Terdapat 70 karakter yang dapat diberi sandi ini

c. Transmisi asinkron membutuhkan 10 bit, yaitu: 1 bit awal, 8 bit data dan 1 bit akhir

b.4 EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)

a. Sandi 8 bit untuk 256 karakter

b. Transmisi asinkron membutuhkan 11 bit, yaitu : 1 bit awal, 8 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir

 

2. Sinyal Analog dan Sinyal Digital

a. Pengertian Sinyal Analog dan Sinyal Digital

Sinyal Analog

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter / karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitudo dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.

Sinyal Digital

Sinyal / Data digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.

b.Konversi Data

  • Konversi Data Digital ke Digital

Bila data yang akan dikirim dalam bentuk digital (dalam bentuk 0 dan 1), dan media transmisinya mampu untuk menangani sinyal digital (memiliki bandwidth yang lebar) maka physical layer mampu untuk untuk meng-enkode data digital ke sinyal digital utnuk pentransmisian. Hampir semua LAN (Local Area Network) menggunakan endoke digital-to-digital karena data yang disimpan dalam komputer adalah data digital dan kabel yang menghubungkan komputer-komputer tersebut mampu membawa sinyal digital.

Konversi Data Digital ke Digital

clip_image004

  • Konversi Data Digital ke Analog

Kadangkala physical layer perlu merubah data digital menjadi sinyal analog, misalnya saat penggunaan telepon konvensional untuk mengirim data digital via Internet. Jalur yang digunakan adalah jalur analog dengan bandwidth yang sempit, sekitar 4 kHz yang tidak memungkinkan untuk dilewati sinyal digital dalam pengiriman data yang reliable. Pada kasus ini diperlukan konversi digital ke analog, yang dikenal sebagai modulasi. Suatu piranti yang disebut modem (modulator/demodulator) diperlukan untuk memodulasi dan mendemolasi data

Konversi Data Digital ke Analog

clip_image006

  • Konversi Data Analog ke Digital (Digitalisasi)

Konversi data dari analog ke digital diperlukan saat data analog akan dikirimkan sebagai sinyal digital. Misalnya pengiriman data suara jarak jauh via perusahaan telepon melalui jaringan digital. Suara dikirimkan sebagi sinyal analog dari pelanggan, dan kemudian dilewatkan via jaringan digital. Ada dua alasan penggunaan sinyal digital untuk jalur telepon jarak jauh. Pertama, sinyal digital lebih tahan terhadap noise dan kedua jaringan digital dapat digunakan dalam transmisi data, selain suara.

Konversi Data Analog ke Digital(Digitalisasi)

clip_image008

                                Konversi data analog ke digital dengan teknik PCM

  • Konversi Data Analog ke Analog

Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut phase sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan sinyal digital, dimana frequency dan amplitudo tetap, phase yang berubah.
Konversi Data Analog ke Analog

clip_image010